Wednesday, June 3, 2009

Pemuda Argentina Temukan Islam Melalui Lirik Lagu Arab


imageSemenjak masuk Islam, ia tak lagi minum-minum dan pacaran. Ibunya yang Kristen inipun senang karena tak lagi masak babi.

Mariano Ricardo Calle namanya. Dia berasal dari Buenos Aires, Argentina. Sebelum masuk Islam, Mariano menganut agama Katolik Roma. Sejak kecil sudah dibaptis dan tinggal dalam suasana agama Kristen yang taat.

“Di masa remaja, aku sempat kena pengaruh narkotika. Itulah saat-saat dimana aku mulai mencari identitas diri dalam hidup,” kata dia mengenang. Kenal dengan Islam awalnya dari lirik lagu berbahasa Arab. Dia makin tertarik dan secara rutin mempelajari bahasa Arab dan juga Alquran. Akhirnya, Mariano mendapat hidayah dan pada Juli 2007 memeluk Islam. Berikut kisah lengkapnya.

Inilah penuturannya: “Aku tinggal dalam keluarga yang menganut paham Katolik Roma. Ajaran Kristen kuterima melalui perantaraan ibu dan nenek.

Aku sudah belajar Bibel sejak usia tujuh tahun. Waktu itu aku belajar Bibel khusus untuk anak-anak dalam bahasa Spanyol. Pahlawan favoritku kala itu adalah Nabi Daud dan Nabi Nuh.

Ketika masuk usia sebelas tahun, aku biasa berdoa di malam hari bagi kebahagiaan hidupku. Kadangkala aku menangis tatkala bermunajah dengan Tuhan. Tapi di masa remaja, aku sempat jatuh ke lembah hitam. Kena pengaruh narkotika. Saat itu aku sudah masuk usia 21. Itulah saat-saat aku memulai pencarian identitas diri dalam hidup ini.

Memasuki usia ke-24 aku coba berdoa lebih sungguh lagi. Bahkan aku mengerjakannya sepanjang hari, 24 jam! Masing-masing untuk Tuhan Bapa dan Bunda Maria. Ini kulakukan selama setahun penuh. Tapi ternyata hal itu tidak banyak membantu. Hatiku masih resah.”

Tertarik lirik lagu Arab

“Satu ketika aku sedang mempelajari naskah kuno tentang piramid yang ditulis dalam bahasa Arab. Muncul keinginan belajar bahasa Arab. Satu ketika kudapati lirik-lirik lagu dalam bahasa Arab. Aku terkesan sekali dengan bahasa Arab dalam lirik lagu itu.

Akhirnya kucoba belajar secara mandiri lewat sebuah buku yang kuperoleh dari internet. Buku itu sangat membantu. Kesungguhan itu berbuah manis. Dalam dua pekan aku sudah dapat mengucap satu dua patah kata Arab. Alhasil, ketika kucoba ikutan tes di kampus aku langsung ditempatkan di level dua. Wah, hatiku sungguh sangat gembira..

Pernah pada saat ada pameran buku di kota kami, mama memberiku hadiah dua buah buku tentang Islam. Aku suka sekali dan membacanya hingga tuntas. Buku itu sangat menyentuh hatiku. terutama penjelasan-penjelasan tentang sains di dalam Al-Quran. Benar-benar menarik. Yang lebih menarik lagi ketika membaca profil Nabi Muhammad. Benar-benar pribadi idolaku.”

Tinggalkan minum alkohol

“Aku secara perlahan mulai meninggalkan rokok dan minum alkohol. Pokoknya semua yang berhubungan dengan alkohol kuenyahkan dari kehidupanku. Keputusan itu murni kubuat secara sadar. Bukan karena paksaan agama Islam yang sedang kupelajari. Kala itu, jujur saja, aku tak pernah berniat sama sekali untuk jadi seorang muslim.

Waktu terus berjalan. Aku ingin cepat bisa bahasa Arab. Kuputuskan untuk membeli Al-Quran. Tapi guruku memberitahukan di mesjid Palermo, dekat Buenos Aires ada dibagikan Quran secara gratis.

Tanpa menunggu lama, hari itu juga aku bergegas ke mesjid untuk meminta hadiah sebuah Al-Quran. O ya, aku sendiri belum tahu seperti apa mesjid itu. Pasti sebuah gedung yang menarik dan megah. Ternyata tidak begitu. Begitupun, menurutku, meski Argentina bukan negara Islam, mesjid itu merupakan gedung terindah di Amerika Latin.”

Belajar Alquran

“Di masjid aku berjumpa dengan seorang pria yang kemudian jadi karib terbaikku dalam Islam. Ibrahim namanya. Dia juga memberiku sebuah link di internet hingga aku bisa mendowload Al-quran dan belajar Islam melalui link itu.

Aku belajar membaca Al-Quran hasil download via internet tersebut. Aku print per halaman dan kupelajari. Untungnya lagi, ada terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Spanyol.

Sejak masa kanak-kanak aku sudah menamatkan seluruh isi Bibel sebanyak dua kali. Lalu kitab Gita dari India juga dua kali. Dan, sekarang Al-Quran harus bisa lebih baik lagi. Bahkan targetku harus bisa dalam bahasa Arab. Begitulah, awalnya aku hanya mau belajar bahasa Arab, tapi hatiku makin tertarik dan tersentuh untuk mempelajari Al-Quran setelah membacanya.

Alhamdulillah, aku bisa memperoleh sesuatu yang lain dalam Alquran. Ada bagian-bagian dari isi Alquran yang tidak disebutkan dalam Bibel. Hmm Alquran makin dibaca makin menarik saja. Kebenaran yang tertera di dalam Quran sangat sempurna. Inilah yang kucari-cari. Keinginanku untuk mencari siapa Tuhan telah membawaku ke jalur ini. Terima kasih Allah atas karunia ini!”

Bersyahadah

“Sejak saat itu aku mulai sering ke masjid. Dan, hanya dalam waktu dua pekan aku pun mengucapkan dua kalimah syahadah. Persis tanggal 14 Juli 2007. Imam mesjid, Syeikh Nasir asal Arab Saudi adalah salah satu saksinya.

Tak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan-Nya. Air mataku meleleh membasahi pipi. Aku mulai membaca apa saja tentang Islam guna menambah keyakinanku. Juga belajar bahasa Arab secara intensif di mesjid. Aku belajar aqidah, tauhid, dan berusaha menamatkan bacaan Al-quran. Aku ingin belajar secepat mungkin yang kubisa.

Saat berada di mesjid aku merasakan rasa damai yang tiada tara. Oya aku dulu pernah ikutan shalat ketika belum bersyahadah. Hanya kepingin tahu saja seperti apa sih rasanya shalat itu. Bagaimana rasanya berdiri di hadapan Tuhan. Begitulah, aku pun belajar tatacara shalat dan Alhamdulillah dalam waktu dua minggu sudah dapat mengerjakannya. Di mesjid pula aku jadi banyak dapat kenalan baru.”

Tak mau pacaran lagi

“Aku cinta bahasa Arab dan berdoa kepada Allah agar diberikan kemampuan untuk bisa memahaminya dengan cepat. Selama bulan suci Ramadan aku sangat menikmatinya. Inilah pengalaman pertama yang sangat indah. Kurasa 2007 adalah tahun terbaik dalam hidupku. Oya sejak bersyahadah hingga saat ini aku tak pernah tinggal shalat sekalipun.

Nah hal yang sangat sulit bagiku adalah memutus hubungan dengan pacarku. Ya aku memang punya seorang pacar. Tapi aku benar-benar ingin menjalankan perintah Islam dan tak mau pacaran lagi. Akhirnya kutinggalkan dia secara baik-baik. Aku bermohon kepada Allah agar memberiku istri yang baik. Itulah kali pertama aku memohon sesuatu yang khusus kepada Allah.

Aku menceritakan pada kedua orangtua bahwa aku sudah masuk Islam. Ibu sedikit terkejut, namun aku tetap menjaga hubungan dengan keduanya. Aku tetap berkomunikasi dengan baik. Abang tak berkata apa-apa. Dia hanya melontarkan joke-joke lucu. Tapi itu tak masalah bagiku. Kutanggapi dengan joke juga.

Aku kemudian bekerja di sebuah perusahaan. Hari pertama kerja aku langsung menanyakan adakah tempat atau ruangan kecil untuk mengerjakan shalat. Alhamdulillah tak masalah aku diberikan keleluasaan untuk shalat. Hidupku makin hari makin berubah. Sangat indah rasanya, serasa damai. Kujalani hidup dengan senyum. Aku berinteraksi dan bersikap terbuka dengan setiap orang.

Oya reaksi rekan-rekanku macam-macam selepas aku memeluk Islam. Teman-teman karibku semuanya masih beragama Katolik. Kami masih bersahabat hingga kini. Mereka banyak bertanya tentang Islam. Kami sering terlibat diskusi lama dan aku menjawab semampunya. Makin hari pertanyaan mereka makin banyak. Ada seorang karibku yang kelihatannya sangat serius dengan Islam. Ia dan istrinya yang asal Brazil menganut paham Kristen Advent. Semoga mereka dapat petunjuk-Nya. Aku senantiasa berdoa kepada Allah agar dijadikan sebagai instrumen atau penyebab turunnya hidayah bagi orang lain. Terutama bagi kedua orang tuaku.”

Ibuku tak masak babi lagi

“Perkembangan lain, ibuku kini tak lagi memasak babi. Ibuku rupanya senang dengan perubahan sifatku yang tak lagi minum-minum dan mengkonsumsi narkoba. Hanya saja adikku masih berprasangka buruk padaku. Dia masih mencelaku karena masuk Islam. Semoga mereka segera mendapat hidayah. Amin.

Aku cinta Allah. Kecintaan itu melebihi cintaku pada keluargaku. Aku cinta Nabi Muhammad. Aku mencintainya melebihi cintaku pada semua orang. Dan, aku sangat mencintai agama Islam ini.

Alhamdulillah aku telah mendapat kebahagiaan hidup yang selama ini kucari-cari. Bahkan kini aku sedang menyiapkan pernikahan dengan seorang gadis yang dipilihkan oleh Alllah untukku. Thank Allah.” [Zulkarnain Jalil/www.hidayatullah.com]

No comments:

Post a Comment