Wednesday, June 3, 2009

Cara Pemuda Unik Sebarkan Pesan Islam

EROPA, Ketika anda berjalan-jalan di kota-kota besar Eropa saat ini, anda mungkin akan bertemu dengan pemuda Muslim yang mengenakan kaos berhiaskan pesan menarik seperti “Baca Al-Qur’an, Penuhi Imanmu” atau “Saya Cinta Rasulullah”. Dua pesan tersebut hanyalah contoh dari beragam pesan lainnya yang coba disampaikan oleh seorang pemuda Turki kewarganegaraan Jerman melalui kaos yang dijualnya.

Dia menyampaikan pesan-pesan Islami seperti, “Senyumlah Untuk Sunnah”, “Go Halal”, “Bagikan Cintamu, Jangan Bommu”, tidak hanya melalui kaos, namun juga lewat gelas, mouse pad, bahkan seprei. Pesan-pesan tersebut dapat pula ditemui dalam website www.StyleIslam.com, sebuah website milik warga Jerman kelahiran Turki yang berusia 33 tahun ini, Melih Kesmen. Semua dimulai ketika beberapa gambar pelecehan Islam dan Rasulullah menjadi sorotan dunia, dia menunjukkan reaksinya dengan menjual kaos dengan pesan “Saya Cinta Rasulullah” di jalanan London.

Karena mendapat banyak tanggapan positif dari masyarakat, dia memulai menyebarkan pesan Islami dengan cara yang unik dan menarik lewat kaos.

“Kami memilih menyampaikan pesan kami lewat kaos. Kami juga berharap kaum non-Muslim mengetahui kebenaran tentang Islam bukan dari media Barat, namun dari perbincangan orang-orang di jalanan setiap hari. Dan pesan melalui “fashion street” seperti ini akan lebih mudah diterima oleh para pemuda Eropa”, kata Kesmen bersemangat.

Dia telah menduga bahwa apa yang dia kerjakan akan menjadi terobosan. Kesmen tidak mendesain tentang suatu kejadian tertentu.

Lahir dari keluarga Turki di Jerman, Kesmen kecil telah mendapat cobaan berat yang justru mendorongnya untuk menggunakan cara yang berbeda untuk mengekspresikan dirinya. Ketika dia menginjak remaja, dia dikucilkan dari lingkungannya karena rambutnya yang tidak berwarna pirang dan tidak bernama Jerman, dia juga sering mendapati perbedaan dengan anak lainnya di sekolah seperti kebiasaannya memakan roti isi dengan Sucuk (saos bawang khas Turki) kala istirahat, ketika anak yang lain menikmati roti dengan selai coklat. Suatu hari di musim panas di awal Juni, dia pergi ke sekolah sembari mengenakan sepasang sepatu gulat setinggi lutut yang didapat dari kakaknya. Awalnya dia tidak berani karena takut dianggap aneh, namun ketika dia mengenakannya sesuatu yang tidak terduga terjadi: Seluruh anak memandang sepatu tersebut dengan wajah penuh kekaguman. Mereka bahkan bertanya dimana bisa mendapatkan sepatu yang sama. Saat itu, seluruh ketakutannya berubah menjadi rasa percaya diri dan membuatnya yakin bahwa seorang anak Muslim Turki seperti dirinya memiliki banyak kelebihan dibandingkan anak Jerman yang lain.


Seorang pemuda Turki hadir dengan ide uniknya untuk membantu mengembalikan rasa percaya diri umat Muslim Eropa paska serangan 11 September dan penyebaran Islamophobia melalui gambar-gambar kartun pada

Awalnya Kesmen menggunakan graffiti pada dinding-dinding kota, bahkan badan kereta api untuk menunjukkan jiwa seninya. Namun ketika menginjak usia 16 tahun, naluri Islamnya semakin kuat, dan membuatnya meninggalkan kebiasaan menggambari dinding-dinding tanpa persetujuan pemiliknya. Dia sadar, graffiti tidak dapat menampung pesan yang hendak disampaikannya dengna baik, sehingga dia beralih untuk menyampaikan pesannya lewat desain kaos, dengan peralatan pemberian kakaknya, Ufuk.

Agama Islam sangat seimbang dalam seluruh aspek, dan Kesmen berharap pendekatannya dapat lebih diterima oleh masyarakat, khususnya para pemuda. Di ruang kerjanya yang berisi enam orang dengan empat orang diantaranya memakai penutup kepala, dia menghasilkan seluruh produk, mulai kaos, pin, tas, gelas, sweater hingga seprei, dan menjualnya lewat web site mereka.

Ketika orang-orang Barat merasa beberapa desainnya bersifat provokatif, seperti “Jilbab, Pilihanku, Hakku, Hidupku” atau “Yesus Adalah Muslim”, Kesmen, yang memelajari tentang desain di Dortmund selama satu setangah tahun, berkata, “Seperti halnya umat Muslim, non-Muslim harus bertanya pada diri mereka sendiri. Beberapa menuduh kami mengadu domba lewat kaos. Namun mereka telah berprasangka pada Islam. Saya berharap IslamStyle dapat menjadi salah satu identitas Islam. Selama ribuan tahun pesan-pesan Islam tidak berubah, hanya sarana penyampaiannya yang disesuaikan dengan masanya. Ketika kesenian telah diterima oleh dunia, saya merasa adalah tanggung jawabku untuk menggunakannya dalam menyebarkan Islam. StyleIslam adalah caraku untuk hidup dengan identitas Muslim. Kami adalah Muslim dan kami tidak akan menutupinya. Kami akan membawa pesan-pesan tersebut di dada kami dengan bangga.

Dia menjelaskan, kesalahan Muslim di Eropa paska serangan 11 September adalah dengan menutup diri. Mereka seharusnya tetap menunjukkan keberadaan mereka sebagai suatu kelompok di Eropa. Dia juga menjelaskan bahwa 95 persen reaksi yang diterimanya adalah positif, dan sebagian besar masyarakat terkejut bagaimana pesan-pesan Islam dapat disampaikan lewat kaos. “Para non-Muslim berpikir kaos-kaos tersebut hanya untuk kalangan Muslim. Kami akan terus melawan kebencian akan Islam dengan kesenian yang kami ciptakan”, dia menuturkan.

Dia juga berkata akan segera menggunakan desain dengan bahasa Perancis, Spanyol dan Turki ketika mereka telah berhasil menembus pasar Eropa. “Pelanggan non-Muslim kami sebagian besar merupakan orang-orang pandai yang mendukung dan menyetujui pengakuan diri sebagai Muslim. Target kami adalah orang-orang dari usia 15 hingga 50 tahun yang melakukan permintaan terbanyak terhadap Ke 25 produk kami di Jerman, Austria, dan Benelux. Kami juga akan meyertakan beberapa desain terbaru tahun depan”, Kesmen mengumumkan. Dia menekankan bahwa dia berencana menggabungkan antara style dengan pesan-pesan Islam.

Kesmen dan kelompoknya menyumbangkan 1 Euro dari tiap penjualan bagi yayasan yatim piatu akibat AIDS di Afrika. (todayszaman.com/suaramedia.com)













No comments:

Post a Comment